Kedamaian Siang di Ngarai Sianok dan Bukik Takuruang

Bukik Takuruang atau Tabiang Takuruang
Sumber: Pribadi


       Siang itu selepas zuhur, langit di kota Bukittinggi dan sekitarnya tampak sangat cerah dan begitu menenangkan hati bagi siapa yang memandangnya. Hari itu meskipun langit begitu jernih, sinar matahari yang bersinar tidak membuat udara menjadi begitu panas. Barangkali karena niatan untuk keluar rumah bersama teman untuk hunting foto begitu besar sehingga panas siang pun tak begitu terasa dan tidak menjadikan semangat kami mengendur.
       Ngarai Sianok memang sudah menjadi objek wisata yang terkenal. Begitu juga dengan pengunjung yang sudah pernah mampir ketempat ini, tentu juga sudah banyak pula. Demikian halnya dengan Bukik Takuruang atau Tabiang Takuruang yang juga berlokasi di lembah Sianok, meskipun tidak se-terkenal Ngarai Sianok, tetapi Bukik Takuruang yang merupakan 'adik' dari Ngarai Sianok juga begitu terkenal dan sedang 'naik-daun' sekarang ini.
       Berawal dari foto-foto di media sosial dan dunia maya, saya begitu penasaran dengan lokasi tempat kami mengambil foto ini. Tempat ini menjadi salah satu impian saya untuk hunting foto. Tapi informasi lokasi yang sangat minim membuat impian saya itu hanya sebatas harapan saja pada saat itu. 
       Hingga pada akhirnya salah seorang teman saya (instagram: @mluthfi97) memberitahukan lokasi ini beserta cara menuju kesana setalah ia sendiri juga pergi ke lokasi ini. Dengan berbekal informasi dari teman tersebut, saya memutuskan untuk mengajak teman-teman saya yang lain untuk ikut hunting foto sembari mengisi kegiatan di libur lebaran 2017 ini. 
       Setelah sedikit survei di internet, saya mendapat informasi bahwa lokasi ini sendiri masih dalam wilayah Nagari Koto Gadang, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, yaitu di jorong Subarang Tigo Jorong (mohon koreksi bila terdapat kesalahan). Lokasi tempat saya mengambil foto ini sendiri merupakan sebuah tebing yang juga merupakan batas antara Nagari Koto Gadang dan Nagari Sianok VI Suku. Tebing ini sendiri cukup tinggi dan tidak adanya pengaman berupa pagar atau semacanya. Jadi untuk Anda yang berpergian ke tempat ini harus sangat berhati-hati.
       Untuk mencapai lokasi ini, Anda disarankan menggunakan sepeda motor karena tidak adanya lahan parkir khusus untuk datang ketempat ini. Saya dan teman-teman sendiri menitipkan motor di halaman rumah salah satu warga. Untuk biaya parkir sendiri tidak dipatok secara resmi (pada waktu saya kesana) tetapi saya sarankan agar tidak pelit untuk memberikan sekedar uang terima kasih kepada warga tempat Anda menitipkan motor ini.
       Sementara untuk rute, dari cafe Taruko (bisa dicek di Google Maps), Anda cukup meneruskan perjalanan hingga menempuh jalan menanjak. Setelah tanjakan itu, Anda akan menemukan beberapa rumah warga dan bisa kembali bertanya disana untuk tempat penitipan motor dan juga rute jalan setapak yang tidak bisa ditempuh sepeda motor yang juga cukup sulit dijelaskan disini. Rute jalan setapak akan melewati persawahan dan ladang-ladang warga yang terhampar dengan indah dan luasnya. Pada kesempatan lain, saya akan menge-post foto-foto  ketika saya dan teman-teman  melewati hamparan sawah dan ladang-ladang warga. Selamat Hunting dan Bertualang!

Komentar

Postingan Populer