Rangkiang, Lebih dari Sekedar Lumbung Padi

       Rangkiang  merupakan lumbung padi khas Minangkabau yang biasannya terdapat di halaman Rumah Gadang. Rangkiang umumnya terbuat dari kayu atau bambu dan dihiasi dengan ukiran khas Minangkabau. Pada bagiang belakang, terdapat tangga dan pintu yang juga terbuat dari kayu atau bambu untuk masuk kedalam Rangkiang

Rangkiang
Sumber: Pribadi

       Rangkiang sendiri dikelola oleh Bundo Kanduang dibawah pengawasan Mamak atauTungganai. Dikutip dari sumber, berdasarkan bentuk dan fungsinya Rangkiang sendiri terbagi menjadi empat, yaitu:



  • Rangkiang Sitinjau Lauik, Rangkiang ini berfungsi untuk menyimpan padi yang akan digunakan untuk membeli barang atau keperluan rumah tangga yang tidak dapat dibikin sendiri. Tipenya lebih langsing dan yang lain, berdiri di atas empat tiang. Letaknya di tengah di antara rangkiang yang lain.
  • Rangkiang Si Bayau-Bayau, yaitu tempat menyimpan padi yang akan digunakan untuk makan sehari-hari. Tipenya gemuk dan berdiri di atas enam tiangnya. Letaknya di sebelah kanan.
  • Rankiang Si Tangguang Lapa, yaitu tempat menyimpan padi cadangan yang akan digunakan pada musim paceklik. Tipenya bersegi dan berdiri di atas empat tiangnya.
  • Rangkiang Kaciak, yaitu tempat menyimpan padi abuan atau padi yang akan digunakan untuk benih dan biaya mengerjakan sawah pada musim berikutnya. Atapnya tidak bergonjong dan bangunannya lebih kecil dan rendah. Ada kalanya bentuknya bundar.
       

       Dilihat dari fungsinya, dari rangkiang tergambar pemikiran terencana dari masyarakat Minangkabau terhadap sumber daya alam yang mereka miliki. Mulai dari perencanaan yang visioner yang tak hanya berorientasi masa sekarang belaka, hingga aspek sosial yang besar mengingat Rangkiang juga berfungsi untuk mengatasi musim paceklik bukan hanya bagi orang tinggal disana, melainkan juga bagi penduduk sekitar yang membutuhkan. 


       Foto ini diambil di halaman Istano Basa Pagaruyung yang merupakan istana raja Kerajaan Pagaruyung pada zaman dahulu yang merupakan kerajaan yang menaungi wilayah Minangkabau. Di halamannya terdapat Rangkiang yang berukuran besar yang berdiri kokoh seakan melantangkan identitasnya sebagai bangunan agung kerajaan. Untuk melihat keindahan dari Istano Basa Pagaruyung berikut dengan Rangkiang dan peninggalan budaya lainnya, Anda hanya butuh waktu sekitar 30 menit dari Kota Bukittinggi yang berjarak lebih kurang 35 km dari Lokasi Istano Basa Pagaruyung yang terletak di daerah Batusangkar yang merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Tanah Datar. Jarak yang tak begitu jauh untuk sajian alam dan budaya yang menawan. Tak lupa juga kuliner khas daerah Batusangkar yang sangat sayang untuk dilewatkan.

Komentar

Postingan Populer